Pada suatu pagi Abu Nawas dan istrinya mengerjakan sebuah ladang kentang miliknya sendiri yang berada di belakang rumahnya. Ketika mengerjakan ladang itu Abu Nawas berbincang-bincang dengan istrinya:
Abu Nawas : Enak ya jadi orang kaya, gak perlu kerja keras seperti kita tetapi tetap bisa makan enak dan masih bisa menikmati hidup ini.
Istri : ( Hanya tersenyum saja ) dan sambil berkata kita harus lebih giat mencangkul lagi agar kita lebih cepat bisa menanam kentang
Ketika asyik mencangkul terdengar suara dari depan rumah.
"Abu Nawas, Abu Nawas dimana kamu??"
Ketika mendengar itu Abu Nawas segera menghampiri sumber suara itu, ternyata yang memanggil itu adalah pengawal kerajaan.
Abu Nawas terkejut dengan kedatangan pengawal kerajaan itu. Kemudian Abu Nawas bertanya kepada pengawal kerajaan.
"Ada perlu apa anda kemari dan berteriak-teriak seperti orang yang tidak tahu sopan santun saja"
Pengawal kerajaan manjawab
"Buat apa aku sopan kepada orang yang mau kena hukuman dari Paduka Raja, aku kesini atas utusan beliau untuk menangkapmu"
Abu nawas semakin terkejut mendengar jawaban dari pengawal kerajaan tersebut dan bertanya-tanya dalam hati, apa salahku sehingga Paduka Raja mengutus pengawal kerajaan untuk menangkapku. Abu Nawas memberanikan diri untuk bertanya kepada pengawal kerajaan.
"Apa salahku sehingga aku dihukum oleh Paduka Raja??"
Sambil menyergap Abu Nawas pengawal kerajaan tersebut menjawab
"Itu bukan urusanku, aku kesini hanya melaksanakan perintah Paduka Raja. Kamu bisa tanyakan apa salahmu kepada Paduka Raja ketika tiba di istana nanti"
Istri Abunawas yang melihat kejadian itu hanya bisa berteriak dan
menangis.
“Lepaskan suamiku … lepaskan suamiku, tuan…apa salahnya
sehingga tuan menangkapnya?” Pengawal yang sedang berusaha mengikat
Abunawas ke kudanya itu segera melotot ke arah istri Abunawas. “Diam
kau…kami hanya menjalankan tugas untuk menangkap dan menghukum Abunawas
!”
Walaupun istri Abu Nawas menangis dan memohon-mohon untuk melepaskan suaminya tetap saja pengawal kerajaan tidak menggubrisnya dan dengan segera membawa Abu Nawas ke kerajaan.
Abunawas hanya bisa mengumpat dalam hati,
” Lihat saja kalian…akan
kubalas perbuatan kalian…istriku sabarlah pasti aku pulang kerumah
secepatnya.”
Abunawas hanya bisa berjalan terseok-seok dengan tangan
terikat yang ditarik kuda para pengawal kerajaan itu. Para pengawal
terus tertawa senang melihat penderitaan Abunawas sambil terus
mempermainkan tali ikatan tangan Abunawas. Sehingga sesekali Abunawas
terjatuh atau terseret karena kelakuan para pengawal tersebut.
Setelah menempuh perjalanan satu hari satu malam dan tiga kali berhenti
untuk beristirahat, akhirnya sampailah mereka ke penjara kerajaan.
Segera Abunawas dimasukkan dalam sel yang lembab, kotor, sempit dan
gelap.
“ Hai sampai kapan aku di kurung di sini…apa salahku?” teriak
Abunawas ketika para pengawal itu mau meninggalkanya.
“Pikir saja
sendiri apa salahmu… dan sampai kapan kau di sini kami tidak
peduli!” Jawab pengawal itu ketus sambil berlalu.
Abu Nawas hanya bisa merenungi nasibnya dan sambil berpikir bagaimana aku bisa keluar secepatnya dari ruangan yang lembab, kotor, sempit dan gelap ini. Abu Nawas teringat akan istrinya apabila dia tidak segera keluar dari tempat itu siapa yang akan membantu istrinya mengurus ladang yang luas itu, apabila tidak segera dikerjakan maka akan lama pula masa tanamnya, apabila tidak segera menanam kentangnya maka bagaimana kelangsungan hidup keluarganya.
Setelah lama merenung dan berpikir akhirnya
Abunawas menemukan ide. Segera ia menulis surat untuk istrinya di rumah,
dan isi surat itu berbunyi
Istriku tercinta
Jangan bersedih dengan keadaanku
sekarang ini, aku baik-baik saja. Sepeninggalku tak usah kamu kuatir
bagaimana kamu menghidupi dirimu sendirian.
Istriku tercinta
Ketahuilah kalau kita masih punya
simpanan harta karun yang berupa emas, permata dan berlian. Semua itu
aku kubur di ladang kentang di belakang rumah kita. Cobalah kau gali
pasti kau akan menemukannya. Gunakanlah untuk mencukupi kebutuhannmu
selama aku di sini.
Suamimu tercinta
Setelah selesai menuliskan surat tersebut,
Abunawas memanggil penjaga dan memintanya untuk mengantarkan surat itu
kepada istrinya. Penjaga yang dititipi surat oleh Abu Nawas penasaran dan
membuka surat Abunawas untuk istrinya tersebut. Setelah mengetahui isi
surat tersebut, sang penjaga melaporkan kepada Paduka Raja.
Begitu membaca surat Abunawas untuk istrinya
tersebut Paduka Raja memerintahkan beberapa pengawalnya untuk pergi kerumah
Abunawas. Para pengawal tersebut diperintahkan untuk menggali ladang
kentang milik Abunawas dan mengambil harta karun yang ada di ladang
tersebut.
Tak berapa lama kemudian sampailah para
pengawal kerajaan di rumah Abunawas. Tanpa permisi mereka lalu menuju ke
ladang kentang milik Abunawas. Mereka menggali ladang kentang tersebut.
Istri Abunawas yang tidak tau apa-apa heran melihat banyak pengawal
menggali ladang kentangnya. Tapi dalam hatinya senang juga karena
pekerjaan mencangkul ladang sekarang sudah ada yang mengerjakannya
meskipun Abunawas tidak ada dirumah.
Sudah seluruh tanah di ladang milik
Abunawas digali tapi tidak ada harta karun yang dijumpai. Akhirnya para
pengawal itu memutuskan untuk menghentikan penggalian dan kembali ke
kerajaan dan melaporkan kejadian itu kepada Sultan.
Abunawas yang mendengar para pengawal sudah kembali dari rumahnya kemudian menulis surat lagi untuk istrinya.
Istriku tercinta
Paduka Raja sudah sangat baik mengirimkan
para pengawalnya untuk membantu kita mengolah tanah di ladang. Sekarang
ladang kita sudah dicangkul semua.
Sekarang kamu tentu lebih mudah menanam kentang, tidak usah repot lagi mencangkul ladang sebegitu luas.
Sabarlah istriku, aku akan cepat pulang
karena Paduka Raja orang yang bijaksana. Beliau tahu kalau aku tidak
bersalah. Pasti sebentar lagi aku akan dibebaskan.
Suamimu
Abunawas
Surat itu lalu dititipkan kepada penjaga
penjara untuk disampaikan kepada istrinya di rumah. Dan sesuai dugaan
Abunawas, surat itu disampaikan ke Paduka Raja oleh penjaga penjara. Setelah
tahu isi surat itu, Paduka Raja merasa malu kepada dirinya sendiri.
Sebagai seorang Raja yang berkuasa tidak
sepantasnyalah Beliau penjarakan Abunawas dengan alasan yang tidak
jelas. Beliau sadar akan kekeliruannya itu, kemudian memerintahkan
pengawalnya untuk membebaskan Abunawas dari penjara.